Teks dan Foto : jenararibowo@ymail.com
Banyak orang yang menyebut pulau ini dengan sebutan The Hidden Paradise. Wajar saja, ia disebut demikian itu lantaran ‘keperawanan’-nya yang masih terjaga dan juga tidak banyak orang yang tahu akan keberadaan pulau kecil yang letaknya ada di seberang selatan pulau Jawa ini.
Awalnya cuma gurauan. Saya sudah lama bilang ke teman-teman saya bahwa suatu hari saya akan bertualang di pulau yang konon pemandangannya mirip dengan setting film The Beach yang dibintangi oleh artis top Leonardo Dicaprio ini.Dan sepertinya semua itu hanya akan menjadi sebuah kebohongan belaka seandainya seorang teman saya dari Bekasi tidak tiba-tiba menelepon saya dan mengajak saya untuk Backpacking ke sana. Satu tahun dari sejak saya bergurau akan berkunjung ke sana, akhirnya tiba juga harinya. Saya menjadi sadar, bahwa ternyata gurauan pun bisa juga menjadi sebuah doa. Tanpa pikir panjang, saya langsung menerima ajakan teman saya itu dan menjemput dia di Semarang untuk berangkat bersama dari kota kelahiran saya itu pada hari yang telah kami janjikan

Karena pulau Sempu merupakan kawasan cagar alam, maka masuk ke sana pun juga harus meminta ijin terlebih dahulu ke pihak terkait. Setelah akhirnya berhasil mendapatkan surat ijin, kami semua berangkat menyebrang dan memulai petualangan kami di pulau yang juga digunakan sebagai areal konservasi tiga jenis macan ini.

Segara Anakan, sepenggal ‘Surga’ itu..

Menuju Segara Anakan, kami—yang setelah bergabung menjadi berdelapan—harus trekking terlebih dahulu menyusuri lebatnya hutan. Kicau burung dari berbagai jenis mengiringi perjalanan kami mulai dari bibir pantai pulau Sempu hingga pantai Segara Anakan. Lantaran masih musim kemarau, perjalanan kami hari itu pun berjalan mulus tanpa hambatan. Meskipun ada juga di antara kami yang sempat terjatuh karena tersandung batu karang yang banyak terdapat di lantai hutan.

Kami sampai di Segara Anakan ketika hari sore. Dan tenda pun buru-buru kami dirikan di salah satu sudutnya. Tempat ini benar-benar indah, pantas jika orang-orang sering menyebutnya sebagai ‘Surga’. Saya sampai tak henti-hentinya memandangi keindahan yang terhampar di depan mata saya. Sore itu air di Segara Anakan sedang surut, sehingga koral-koral berwarna-warni terlihat jelas timbul ke permukaan dan mengeluarkan bunyi meletup-letup yang samar dan ramai. Melihat pemandangan itu, saya jadi ragu dengan kata orang-orang yang menyebut kalau satu-satunya jalan air yang mengisi telaga ini adalah lubang dari tebing karang yang ada di salah satu sudutnya. Ombak memang sering berdebur dengan keras dan terlihat mengalirkan air dari samudra ke dalam telaga Segara Anakan ini melewati lubang karang tersebut. Namun melihat ketinggian lubang karang yang tidak mungkin membawa pergi lagi air dalam telaga dan mengakibatkan telaga surut, saya jadi yakin kalau juga ada gua bawah tanah yang membawa masuk dan keluar air telaga di sekitar sana.
Sekitar pukul delapan pagi air kembali pasang, keindahan sesungguhnya telaga Segara Anakan pun jadi jelas terlihat. Air telaga bening yang memantulkan biru langit dipadu dengan putihnya pasir pantai telaga akan menggoda siapa saja yang berada di sana untuk berenang dan bermain pasir. Karang-karang jadi terlihat hidup kembali, bermekaran berwarna-warni. Ikan sesekali terlihat melintas di dalam air. Saya jelas tidak mau menyia-nyiakan moment seperti ini, baju renang pun saya pakai dan saya segera berkecipak ria di air telaga yang bening dan dingin, bermain bola di pasir dan memotret ke sana ke mari di bawah matahari yang bersinar dengan sangat cerah. Bermain voli pantai di sini juga sangat menyenangkan pastinya, tapi sayangnya kami tidak membawa bola voli.
Mulai Banyak Sampah

Berjumpa dengan para ‘Penghuni’

Ada dua jenis kera yang menghuni pulau sempu, jenis yang satu tampak tenang dan bersahabat, yaitu sejenis Owa Jawa. Sementara yang satu lagi adalah jenis kera berbulu perak yang usil dan suka mencuri. Kendati demikian, ‘berurusan’ dengan mereka juga malah menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi kami. Karena hal itu justru melahirkan keceriaan di tengah-tengah kami semua. Dan yang jelas, berjumpa dengan mereka lebih baik daripada berjumpa dengan macan pulau yang konon katanya berjumlah lebih dari 27 ekor. Anda bisa bayangkan sendiri betapa ngerinya jika hal tersebut terjadi.
Kendati demikian, berkunjung ke pulau Sempu sungguh memberikan pengalaman yang tak terlupakan bagi saya. Segala apa yang terlihat dan telah memanjakan kedua mata saya di sana, membuat saya benar-benar ingin kembali mengunjunginya jika ada kesempatan lagi di lain hari.[]
2 komentar:
i've been there..and i love it...meski jalan yg ditempuh cukup berpeluh keringat.....
Tapi semua kelelahan itu terbayar begitu sampe kan Bang ya :D
Posting Komentar