Untuk setiap puisi
Aku perlukan secangkir kopi, katanya
Campurkan gula secukupnya:
Puisi juga butuh semacam pemanis
Barangkali sebaiknya pada penghujung baris?
Menuangkan rasa:
Tuanglah selagi panas masih
Nanti meruap sangit aroma langit
Mengaduknya pelan saja:
Cermat lagi hati-hati
Sebelum menyeruputnya sedap
Aku selalu percaya, katanya
Dari balik pekat ampas waktunya
Bakal terbaca isyarat
Tapi, untuk setiap pertanda itu
Aku perlukan sesayat luka
2008
Tentang Penyair :
Ook Nugroho lahir di Jakarta, 7 April 1960. Ia bermukim dan bekerja di
Jakarta. menyukai puisi, musik dan film, tapi
sebagai penikmat awam saja. Pernah bekerja di perusahaan asuransi, dan
sekarang di sebuah perusahaan tekstil di Jakarta, kota tempatnya
bermukim bersama istri (Jasin Linda) dan dua anaknya (Frida Nathania,
Daniel Kristanto). Tulisan-tulisannya bisa dibaca di : http://ooknugroho.blogspot.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar